Sunday, January 23, 2011

Jauh Bau Wangi, Dekat Bau Taik Kucing...sebuah catatan duka

Ya.


Benarlah kata-kata pujangga yang pernah kudengar dari mulut sorang pompuan beberapa bulan nan lalu. Pompuan itu berketurunan Jawa dan sekarang menetap di Charlotte, USA begitu bersemangat mengucapkan kata-kata begitu waktu kami sedang makan tengahari di rumahnya. Semangat sungguh dia bersuara, hingga tersembur-sembur nasi dari mulutnya yang tak berapa gojes itu. Tapi sebab dia tuan rumah, dan dia jugak yang masak asam pedas ikan jenahak itu, maka aku terpaksalah buat-buat tak nampak jer nasi yang berhamburan keluar dari mulutnya itu.


Waktu itu kami sedang serius berdiskusi (read:mengumpat) tentang perihal alam rumahtangga. Ilmiah sungguh diskusi kami. Dan untuk tambah menaikkan lagi level diskusi ilmiah kami itu, kami belasah pulak blueberry cheese tart sambil terus berdiskusi dan membentangkan hujah-hujah kami. Kami memang genius lagi gorjes, tapi aku laaagiiiii la gorjes dari tuan rumah keturunan Jawa tersebut.


Tapi betul lah madah pujangga anak Jawa itu.


Dan itulah apa yang sedang aku alami sekarang.

Jauh bau wangi, dekat bau taik kucing.


And I really mean it. Literally.




Here are the culprits.



Exhibit A : Mr Kiki





Exhibit B: Mr Lala (yg tompok2 tuh)





2 ekor kucing peliharaan ibu mertuaku. Kedua-duanya jantan, dan sedang kemaruk nak kahwin sekarang. So apalagi....habis satu rumah depa spray dengan bauan kencing yang amat memeningkan kepala aku...bau taik kucing tuksah cakap la...............naik gila aku jadinya....


Sib baik la kerja-kerja pembuangan taik kucing tu memang 100% milik ibu mertuaku...hehe habih...udah memang pets dia....aku OK jer selagi tak kena amik kontrak jadi petugas Indahwater utk Kiki n Lala hehe....

c'est la vie bebeh....that's life...

2 comments:

  1. apesai tajuk ko je gojes... citer-citer ko sumer hampeh...

    aku yg jawagojes maleh login-

    ReplyDelete
  2. huwarrgghhhhhh... penat jer judge the blog by it cover...!!! sungguh tak ilmiah!!

    ReplyDelete